• Marilah kita melakukan perjalanan di alam semesta dengan berangkat dari planet bumi tempat kita tinggal.
• Untuk
memudahkan, marilah kita membuat asumsi bahwa perjalan kita dimulai tgl.
1 Januari dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil/detik (=223.200
km/detik). Sebagai perbandingan, ukuran diameter planet bumi adalah
12.756 km. Jadi, satu detik kita melesat melakukan perjalanan = 17 lebih
kita menembus bumi.
• Dalam
waktu 8 menit 19 detik, perjalanan kita sudah melewati Planet Venus
dengan jarak dari bumi 93.000.000 mil (111,6 juta km).
• Setelah 5
jam, 31 menit, perjalanan kita telah melewati Planet Pluto dan kedua
bulannya. Jarak perjalanan kita dari bumi sudah mencapai 3,5 milyar mil
(=4,2 milyar km) sudah keluar dari batas luar sistem tata surya kita.
Dan, kita masih di tgl. 1 Januari atau belum satu hari (baru lima jam
lebih).
• Kemudian perjalanan kita mulai menuju galaksi. Dibelakang kita, 9 planet dan matahari sudah hilang, sudah tidak kelihatan.
•
Akhirnya setelah 5 tahun perjalanan kita di alam semesta (sekali lagi
dengan kecepatan cahaya 223.200 km/detik), pada 19 April, barulah kita
bisa melihat bintang Alpha Centauri, bintang terdekat dengan tata surya
kita. Dan jarak yang sudah kita tempuh adalah 25 trilliun mil (30
triliun km). Dan sekarang, perjalanan kita yang sangat jauh baru akan
kita mulai. Allahu Akbar…..!!!!a
• Pada
jarak 10 tahun cahaya dari matahari kita, sangat jauh di alam semesta,
satu persatu bintang-bintang yang membentuk galaksi kita bisa kita
lewati.
• Pada
jarak 100 tahun cahaya (=500 triliun mil=600 triliun km), bahan-bahan
gas dan nabula dari ujung-ujung galaksi Milky Way, mulai nampak dalam
pandangan kita.a
• Setelah 1000 tahun cahaya, ekor-ekor galaksi dan bentuk disketnya mulai kelihatan.
• Baru setelah perlanan kita menembus 100.000 tahun cahaya, bentuk spiral dari galaksi Milky Way bisa kelihatan seluruhnya.
• Baru setelah perlanan kita menembus 100.000 tahun cahaya, bentuk spiral dari galaksi Milky Way bisa kelihatan seluruhnya.
• Bila
perjalanan diteruskan lebih jauh lagi, yang kita lihat kemudian bukan
lagi individu-individu bintang atau bintang satu persatu tapi sudah
gugusan-gugusan galaksi lain di alam semesta selain galaksi Milky Way,
galaksi kita.a
• Jika
kita tambahkan 22 angka nol di belakang angka 10 yaitu
100.000.000.000.000.000.000.000 (100 milyar triliun) tahun cahaya, baru
kita bisa melihat banyaknya galaksi di alam semesta. Lain kata, mata
kita hanya baru bisa melihat ternyata banyak galaksi lain di alam
semesta, bila kita berada dalam jarak 100 milyar triliun dari matahari.
•
Setelah 5 juta tahun cahaya, nampaklah ternyata bahwa galaksi Milky Way
kita hanyalah salah satu dari 30 galaksi yang membentuk satu gugusan
galaksi yang lebih besar. Lain kata, galaksi kita yang luasnya sudah
tidak terjangkau oleh fikiran dan imajinasi kita, hanyalah salah satu
dari 30 galaksi yang berkumpul. Ini dikenal baru sebagai
kumpulan gugusan galaksi lokal. Ingat, baru LOKAL di alam semesta.
• Dari
jarak 50 juta tahun cahaya, kita memasuki sebuah cluster maha raksasa
yang terdiri dari 2000 gugusan galaksi. Perjalanan ini berarti kita
memasuki lebih dalam dari kosmos.
•
Akhirnya, setelah 10 milyar tahun cahaya, pandangan teoritis tentang
alam semesta harus dihentikan. Lain kata, pandangan teori tidak mampu
lagi menjangkau luasnya alam semesta. Miliaran galaksi yang tak
terhingga ternyata hanyalah sebuah titik di alam semesta. ALLAAHU AKBAR…
• Cara
termudah membayangkan besarnya alam semesta adalah bila kita sedang
menyapu rumah di pagi atau sore hari, debu-debu yang sangat kecil tampak
berterbangan melayang-layang di depan mata kita. Akan lebih jelas bila
terkena sinar matahari yang masuk ke rumah. Diilustrasikan sebagai alam
semesta, salah satu titik debu yang melayang di depan mata kita itu
adalah sebuah kumpulan galaksi maha raksasa yang isinya miliaran
galaksi, triliunan bintang dan planet. Terbayangkah besarnya? Di ruang
alam semesta, jangankan matahari dan bumi, tata surya kita saja, tidak
mungkin terlihat. Diibaratkan debu rumah, besarnya tata surya kita
(ingat bukan matahari apalagi bumi) sepersejuta debu yang
melayang-layang itu.
•
Terbayangkah? Itu semua baru makhluknya. Nah, sekarang bayangkan
penciptanya. Jangankan penciptanya, alam semesta saja sebagai
makhluk-Nya sudah tidak terjangkau fikiran manusia. Perjalanan di alam
semesta harus berakhir di keterbatasan ilmu pengetahuan. “Tafakkaru fi khalqillah, wa la tatafakkaru fi dzatillah!” kata Allah SWT dalam Al-Qur’an: “Fikirkanlah makhluk Allah (ciptaan-Nya), dan janganlah memikirkan dzat Allah!” Memikirkan
makhluk-Nya saja, manusia tidak akan sanggup, apalagi penciptanya.
Tapi, perintah ini adalah sarana untuk terus-menerus berfikir dan
merenung untuk merasakan keberadaan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar